Jumat, 18 Mei 2012

alaigmant


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Aligmand  adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu beroprasi. Dalam dunia industri, khususnya industri yang bergerak dalam bidang pembuatan produk sangatlah mutlak diperlukan kesejajaran sumbu terhadap peralatan atau mesin yang digunakan, jika kesejajaran sumbu suatu mesin yang digunakan untuk pembuatan suatu praduk tidak memenuhi syarat besar kemungkinan produk yang dihasilkan juga tidak maksimal, selain dari pada itu kesejajaran sumbu juga mempengaruhi usia pakai suatu peralatan atau mesin. Kesejajaran sumbu yang melebihi batas yang diizinkan dapat mempengaruhi kenerja mesin, kinerja mesin yang tidak maksimal dapat berpengaruh terhadap usia pakai mesin atau peralatan.
Dengan mengetahui kondisi dari mesin yang dipakai diharapkan produk yang dihasilkan lebih berkualitas, serta usia pakai mesin atau peralatan juga dapat lebih lama. Dengan kata lain alignment adalah suatu tindakan/pekerjaan yang diambil serta dilakukan oleh seorang maintenance untuk memeriksa, memelihara elemen mesin pemindah putaran atau daya.
Selain dari pada itu Alignment merupakan suatu bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh mahasiswa Teknik Mesin pada semester 5 (lima) bagian perawatan dan perbaikan, agar pembelajaran tentang Alignment dapat dipahami dengan baik perlu adanya pembelajaran secara teori maupun peraktek.











B.  Batasan Masalah
Dalam laporan bekel ini yang berjudul alignment, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu :
1.      Bagaimana cara pengujian alignment
2.      Apa akibatnya apa bila mesin /komponen  tidak alignment.
3.      Dan apa penyebab terjadinya misalaignmen.
4.      dan pada apa saja bias terjadi misalaignmen.

C.  Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan alignment ini adalah sebagai brikut :
  1. Agar mahasiswa dapat mengetahui teori dasar alignment;
  2. Agara mahasiswa mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian alignment;
  3. Agar mahasiswa mengetahui cara pengujian alignment.

C.  Manfaat
Laporan ini diharapkan bermamfaat bagi :
1.  Penulis sendiri, dimana dalam penulisan laporan ini penulis dapat; menambah wawasan tentang alignment;
2.   Bagi adik-adik mahasiswa dapat menjadikan sebagai bahan perbandingan sewaktu nantinya melakukan praktek alignment disemester 5 (lima);
3.  Masyarakat dan pengusaha yang membutuhkan materi elaignment.

D.  Teknik Pengumpulan Data
Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penulisan laporan ini antara lain dengan cara :
  1. Study literature, yaitu membaca buku referensi yang berhubungan dengan alighnment;
  2. Mengumpulkan data dari Internet;









BAB II
TEORI DASAR


A.  Pengertian Alignment
Alignment adalah kesa tusumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegaklurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya
Aligmand  adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu beroprasi, seperti tampak pada gambar (a).
Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm. Macam –macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment) :
  1. Paralel Misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda, seperti pada gambar (b)


  1. Angular Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada kopling) mempunyai ketinggian yang sama, seperti tampak pada gambar (c)
  1. Combinasion Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak sama. Seperti tampak pada gambar (d)

Alignment biasanya dilakukan pada saat pemasangan elemen mesin pemindah putaran dan daya, seperti pada :

1.      Kopling
Dimana komponen ini berbufngsi untuk menghubungkan antara satu poros dengan poros lainya dengan perantara piringan yang saling di satukan maupun yang dapat diputuskan oleh pengguna.apabila kopling mengalami tidak kesumbuan maka salah satu dari koponen ini akan mengalami kerusakan yang lebih cepat seperti pada bantalan.

                                                 




2.      Puli dan sabuk penggerak
Puli dan sabuk tidak kalah pentingnya dengan yang lainnya dimana puli dapat memindahkan putaran dengan berbagai arah putaran hanya dengan satu puli saja namun puli,namun kekurangan puli ada pada daya yang dapa dipindahkan tidak terlalu besar seperti roda gigi.
 







  1. Sproket dan rantai penggerak
Rantai merupakan alat pemindah daya yang sering kita jumpai dimana rantai digunakan pada mesin berputaran tinggi.

 









                                                        
  1. Roda gigi
Roda gigi merupakan alat pemindah daya yang paling tahan untuk beban berat karna alat ini dirancang tidak ada nilai selip dimana roda gigi lebih ungul di bidang komponen lainya yang kurang dalam pemindahan tenaga.selain itu roda gigi memiliki kelemahan atara lain herga yng terlalu mahal dan tidak dapat menghantarkan putaran yang terlalu jauh.
 







  1. Bantalan
Batalan adalah komponen permesinan yang menahan dari semua poros dan beban yang berputar jenis bantalan ada dua macam antara lain bantalan gelinding dan bantalan luncur yang masing masing memiliki keungulan masiang-masing.
                                                    
 

















B.  Jenis Penyimpangan Kesumbuan
1.  Penyimpangan menyudut vertikal                
Penyimpangan ini terjadi apabila antar sumbuporos penggerak dan yang digerakkan membentuk sudut. Perbaikandapat dilakukan deng-an menaikkan atau menurunkan sumbu poros.
  1. Penyimpangan kesejajaran Vvertikal
Terjadi perbedaan ketinggia antaradua poros yang sejajar. Untuk memperbaiki keadaan tersebut dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan sumbu poros.
3.   Penyimpangan menyudut horisontal
Untuk memperbaiki kondisi sumbu poros yang menyudut maka sumbu poros harus digeser kearah kiri atau kanan dengan besar yang berbeda.
4.  Penyimpangan kesejajaran horizontal
Sumbu diantara dua posisi sejajar, untuk memperbaiki kondisi tersebut sumbu poros harus digeser kekanan atau keki

C.  Tujuan Alignment
Adapun tujuan dilakukan alignment antara lain :
1.  Agar putaran dan daya yang ditransmisikan dapat maksimal;
2.  Menghindarkan kerusakan akibat ketidaksumbuan;
3.  Menjaga kondisi mesin tetap stabil;
4.  Menhindarkan suara ribut.







BAB III
PEMBAHASAN


  1. Tanda-tanda Penyimpangan

Bagian-bagian yang menderita akibat ketidaklurusan poros (misalignment) :
1. Poros, terjadi getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.
2. Bantalan, terjadinya gesekan yang berlebihan pada bantalan mengakibatkan timbulnya panas yang berlebihan.
3. Baut –baut kopling akan rusak / putus.
4. Mempercepat kebocoran cairan yang dipompa pada stuffing box.
5. Pada pompa menurunkan efesiensi mekaniknya.
6. Kumparan pada motor listrik akan bergesekkan sehingga dapat menimbulkan  hubungan pendek.




 Tanda-tanda Terjadinya Penyimpangan Pada Kopling

I.  Pada saat mesin beroperasi
1). Terjadi getaran yang tidak nor-mal disekitar komponen, teruta-ma pada poros dan timbul yang tidak normal.

2).  Poros beserta kopling terlihat mengayun, terutama apabila poros  penggerak dan yang digerakkan jaraknya jauh.

3).  Terjadi panas yang berlebihan  pada bantalan atau kopling.
 


               





II.  Pada saat mesin diam
1). Kerusakan atau keausan pada elemen-elemen kopling

 








2). Kerusakan pada bantalan






 

3). Kerusakan pada poros



2.   Pemeriksaan Penyimpangan Pada Kopling
 a.  Pemeriksaan menggunakan straightedge dan feeler gauge.
             Straightedge digunakan untuk mengetahui kerataan suatu permukaan dan feeler gauge digunakan untuk mengukur celah atau ruang antara. Untuk memeriksa penyimpangan paralel digunakan strightedge pada permukaan diameter kopling dan untuk mengetahui besar penyimpangan diukur dengan feelergauge.
Untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan feeler gauge pada jarak diantara permukaan sisi kopling. Kedalaman feeler gauge pada keempat sisi harus sama.

 b.  Menggunakan jangka sorong dan mistar baja.
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa penyimpangan paralel dan sebagai pengganti dari straightedge. Pada kopling yang memiliki jarak antara permukaan sisi yang relatif lebar, digunakan jangka sorong untuk memeriksa penyimpangan menyudut pada empat posisi dengan kedalaman yang sama

3.  Toleransi Penyimpangan
Toleransi penyimpangan menyudut dan paralel yang diijinkan tergantung dari jenis kopling ynag dipakai. Untuk kondisi umum (kasa) dapat dijadikan patokan :
1.  rpm < 3600 ; TIR 0.004” (0.1 mm)
2.  rpm > 3600 ; TIR 0.002” (0.05 mm)

4.  Perbaikan Penyimpangan pada Kopling
Untuk memperbaiki penyimpa-ngan vertikal, kaki-kaki pada mesin harus dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan perhitungan, sebagai pengganjal diguna-kan “shim”.





Shim dibuat sedikit lebih besar dari lebar kaki mesin dan terbuat dari material yang kaku. Hindari penggunaan beberapa shim yang ditumpuk menjadi satu karena memungkinkan shim bersifat seperti pegas.






Untuk memperbaiki penyimpa-ngan horizontal,  kaki-kaki pada mesin harus digeser sesuai perhitungan. Untuk mengetahui besar pergeseran digunakan dial indicator pada kaki-kaki mesin.






Pada saat melakukan perbaikan penyimpangan terhadap kopling, lakukan terlebih dahulu perbaikan menyudut (pendekatan) dengan jalan mengatur gap pada empat posisi. Kemudian perbaikan secara teliti dilakukan.
 





Untuk mencegah pergeseran mesin saat dijalankan dan pemasangan ulang setelah proses perawatan mesin digunakan pena sebagai penepat dan pengaman terhadap pergeseran mesin.
 






5.  Hal – hal Lain yang Berhubungan dengan Kopling

1.  Dudukan dan pondasi mesin
Komponen penggerak dan yang digerakan pada saat datang dari pabrik pembuat ada yang dipasang dalam satu dudukan rata yang disebut steel baseplates” .



 




Hindari pemasangan pemasa-ngan komponen mesin secara langsung pada lantai di pabrik. Gunakan base pad agar kerataan dan ketelitian dapat dicapai. Pada suatu kondisi tertentu pemasangan bertingkat dapat juga di-lakukan seperti pada mesin yang memiliki “frame work”.
 






 Untuk pemasangan digunakan pelat penyangga yang dapat menumpu komponen. Pelat penyangga akan menambah kekuatan susunan dan memberi keseimbangan pondasi. Tebal minimum pelat penyangga sebesar diameter baut yang digunakan.





2.  Poros
Salah satu penyebab rusaknya komponen mesin pada saat beroperasi adalah poros yang bengkok. Lakukan perbaikan sedapat mungkin, apabila tidak memungkinkan ganti poros tersebut.






3.  Kopling
Dimensi kopling mempunyai batas toleransi seperti silindrisitas dan ketegak-lurusansisi kopling dengan sumbu pusat. Pada rpm < 3600.
a.   φ Kopling<12”(304mm) toleransi maximum
0.006”(0.15 mm) TIR
b.   φ Kopling>12”(304mm) toleransi maximum
0.008”(0.2 mm) TIR
c.   pada rpm >3600 toleransi maksimum 0.004”(0.1mm) TIR

 






B.  Jenis-jenis Penyimpangan pada Puli dan Sabuk Penggerak

1.    Penyimpangan menyudut sumbu poros arah  vertikal. Penyimpangan terjadi karena salah satu poros atau kedua poros tidak “level” terhadap bumi dan saling membentuk sudut.








2.  Penyimpangan menyudut sumbu poros arah horisontal. Penyimpangan diakibatkan karena sumbu kedua poros tidak sejajar dan membentuk sudut, pada kondisi tertentu kondisi ke dua poros “level” terhadap bumi.
 







3.   Penyimpangan kesebarisan puli.
Kedua puli tidak sebaris sehingga akan mengakibatkan sabuk penggerak terpasang tidak sesuai pada alur puli, dan sumbu kedua poros dalam keadaan paralel.

 






C. Tanda Terjadinya Penyimpangan pada Puli dan Sabuk Penggerak

Pada saat mesin beroperasi terjadi penyimpangan ditunjukan dengan terpuntirnya sabuk penggerak pada puli atau terlepasnya sabuk penggerak dari puli.

 







Pada saat mesin tidak beroperasi terjadi penyimpangan terlihat dari posisi sabuk penggerak yang terpasang tidak pas dari puli dan terjadinya keausan pada flange sabuk penggerak positive.






C. Pemeriksaan Penyimpangan

Penyimpangan sumbu poros arah vertikal dapat diketahui dengan menggu-nakan “spirit level”atau “clinometer”.
 





Untuk mengetahui penyimpangan kesejajaran sumbu poros arah horisontal pada poros yang sudah di “leveling”  digunakan mistar atau batang pengukur.
 







Penyimpangan kesebarisan puli dapat diperiksa dengan menggunakan mistar perata. Pada kondisi dimana jarak antara sumbu poros yang jauh, benang atau kawat dapat digunakan untuk memeriksa penyimpangan yang terjadi.
 















D.  Penyebab Kerusakan

Kerusakan yang dialami oleh elemen-elemen mesin tersebut yaitu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain :
1.  Pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
2.  Usia elemen yang sudah tua
3.  Pembongkaran alat yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis
4.  Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan konsep perancang
Cara menyetel jarum indikator pada posisi nol :
1.  Buka sekrup pengencang pada body indikatornya.
2. Letakkan tangan kamu dan ibu jari pada ring yang dikartel pada bagian                                                                                                                                  luar dari body indikatornya.
3. Putar skala pembagiannya sampai segaris dengan posisi jarum indikator pada titik 0.
4. Keraskan kembali sekrup pengencangnya. Sebelum memakai indikator perhatikan aturan pemakaiannya atau dengan bantuan surface gauge agar didapat hasil yang tepat. Pergunakan indikator seperti berikut :
5. Indikator harus tercekam kuat, untuk menghindarkan getaran dan  kesalahan pembacaan.
6. Indikator hanya dipakai pada material/benda kerja yang telah selesai, halus/pada permukaan – permukaan mesin untuk pengecekan.
7. Agar lebih teliti, gunakanlah indicator dengan sedikit mungkin penyimpangan dari jarum indikatornya.
8.  Hindarkan gerakan secara tiba – tiba atau hentakan.
9.  Atur posisi indikatornya sehingga contact pointnya tepat pada daerah yang akan diukur sesuai dengan panjang penggerakan jarumnya.
10.  Simpan indikator pada tempatnya setelah dibersihkan bila tidak dipakai.

Indikator tidak boleh dipakai bila :
1.  Jarum indikator tersebut bergerak tidak menentu.
2.  Contact pointnya tidak kembali secara sempurna.
3.  Spindle sticnya tidak bisa bergerak.
4.  Dial glassnya pecah.
5.  Jarum indikator tidak bergerak bila contact pointnya bergerak.
6.  Spirit level

E.  Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan alignment ini antara lain :
untuk melakukan pekerjaan alignment, antara lain :
1. Dial indicator, dengan ketelitian pengukuran 0.001mm
2. Straight bar, merupakan batangan baja yang berpenampang bulat dan lurus untuk tempat memegang dial indicator.
3. Shim plate (ganjal), adalh ganjal yang diperlukan untuk kaki –kaki pondasi motor listrik terhadap plat dasar pondasi. Bahan yang biasa dipakai adalah : baja, stainless steel,bros(kuningan)
yang mempunyai ketebalan beraneka ragam.
4. Palu lunak dari bahan karet atau plastic.
5. Kunci ring atau kunci terbuka.
6. Kolom adalah atat untuk memegang straight bar pada kopling.
7. Feeler gauger, adalah alat untuk mengukur lebarnya celah antara kopling motor listrik penggerak dengan kopling pompa.
8. Pengukit, mistar
Gambar 7. : Alat alignment merk Mitutoyo SN. 7010S












BAB IV
HASIL PERCOBAAN LABORATRIUM

Gambar kerja :














































BAB V
SIMPULAN DAN SARAN



A. Simpulan

Setelah melakukan praktek alignment, maka dapat disimpulkan :

1.      pada saat pembuatan pemasangan koponen masih ada ketidak sejajaran komponen.
2.      Missalignment dapat terjadi karena bentuk dari poros yang tidak rata.
3.      Mesin cepat panas dan suara bergetar merupakan tanda dari missalignmant.
4.      Penyimpangan pada suatu mesin tidak boleh melebihi batas yang diizinkan atau disebut “Missalignment”.

B. Saran

1.      Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu mempelajari teori-teori alignment.
2.      Jagalah keselamatan keja sewaktu melakukan pengujian pada puli atau kopling.
3.      Gunakan alat sesuai  dengan fungsi agar umur pemakaian dapat lebih lama.
4.      Lakukan percobaan hingga beberapa kali guna mendapatkan data yang akurat.
5.      Hindari pengujian pada saat mesin beroprasi.
6.      Setelah selesai melakukan pengujian, bersihkan peralata-peralatan yang digunakan.


















     




























































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya berharap setiap orang yang melihat blogg saya dapat memberi komentar guna perbaikan diri dan koreksi di kemudian hari....